Sabtu, 24 November 2012

Perbedaan dan Keterkaitan Dikotomi Langue dan Parole, Kompetensi dan Performansi, dan Struktur Luar dan Struktur Dalam


Perbedaan Langue dan Parole

Langue
-          Produk sosial dari kelompok masyarakat.
-          Pasif (tidak berubah-ubah).
-           Abstrak ð Berasal dari otak, tidak terlihat tetapi ketika dikeluarkan menjadi sebuah produk.

Parole
-          Individual, bervariasi, dan berubah-ubah.
-          Aktif.
-          Konkret.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari pengertian langue dan parole di bawah ini.

Langue merupakan bahasa sebagai objek sosial yang murni dan dengan demikian keberadaannya diluar individu, sebagai seperangkat konvensi-konvensi sistemik yang berperan penting dalam komunikasi. Langue merupakan sistem sosial yang otonom, yang tidak bergantung kepada materi-tanda-tanda pembentuknya. Sebagai sebuah institusi sosial, langue bukan sama sekali sebuah tindakan dan tidak bisa pula dirancang atau diciptakan atau diubah secara pribadi, karena pada hakikatnya langue merupakan kontrak kolektif yang sungguh-sungguh harus dipatuhi bila kita ingin berkomunikasi, singkat kata langue adalah bahasa dalam wujudnya sebagai suatu sistem.

Disamping sebagai sebuah institusi sosial, langue juga sekaligus merupakan sistem nilai. Bila sebagai suatu sistem sosial, langue pada dasarnya merupakan kontrak kolektif yang harus diterima secara menyeluruh bila kita hendak berkomunikasi. Karena demikian, langue tersusun atas sejumlah elemen yang sekaligus ekuivalen dari kuantitas benda-benda dan terma-terma yang berfungsi lebih luas didalam sebuah tatanan referenssial. Dipandang dari sisi ini, sebuah tanda dapat diumpamakan seperti keping uang logam (koin) yang bernilai sejumlah barang tertentu-sehingga dengan demikian dapat dibelanjakan- tetapi juga memiliki nilai dalam kaitannya dengan koin-koin yang lain.

Berkebalikan dengan langue, parole merupakan bagian dari bahasa yang sepenuhnya individual. Parole dapat dipandang, pertama-tama, sebagai kombinasi yang memungkinkan subjek (penutur) sanggup menggunakan kode bahasa untuk mengungkapkan pikiran pribadinya. Disamping itu, ia juga dapat dipandang sebagai mekanisme psiko-fisik yang memungkinkan subjek menampilkan kombinasi tadi. Aspek kombinatif ini mengimplikasikan bahwa parole tersusun dari tanda-tanda yang identik dan senantiasa berulang. Karena merupakan aktivitas kombinatif maka parole terkait dengan penggunaan indifidu dan bukan semata-mata bentuk kreasi. Singkatnya, parole merupakan penggunaan aktual bahasa sebagai tindakan individu-individu.

Langue adalah cabang linguistik yang menaruh perhatian pada tanda-tanda (sign) bahasa atau ada pula yang menyebutnya sebagai kode-kode (code) bahasa. Termasuk dalam tanda bahasa atau kode ini adalah apa yang oleh para ahli disebut fonem, yaitu satuan bunyi terkecil yang berfungsi untuk membedakan arti. Misalnya dalam bahasa Arab dikenal kata “ ولد “ yang artinya berbeda dengan kata “ بلد “, karena yang diletakkan di awal kata adalah fonem /  وَ / dan bukan fonem /  بَ /. Selain itu, termasuk dalam tanda bahasa juga apa yang disebut dengan morfem, yaitu satuan bentuk bahasa terkecil yang mempunyai makna relatif stabil dan tidak dapat dibagi atas bagian bermakna yang lebih kecil.

Keterkaitan antara Langue dan Parole

Langue adalah istilah kedua dari konsep de Saussure setelah langage. Langue adalah sebuah sistem lambang bunyi yang digunakan oleh sekelompok anggota masyarakat tertentu untuk berkomunikasi dan berinteraksi dengan sesamanya. Langue mengacu pada satu sistem lambang bunyi tertentu yang jika dipadankan dengan bahasa dalam bentuk kalimat “Joni belajar bahasa Arab, sementara Taufik belajar bahasa Sunda”. Sebagaimana langage, langue juga punya pola, keteraturan, atau kaidah-kaidah yang dimiliki manusia, akan tetapi kaidah-kaidah itu bersifat abstrak alias tidak nyata-nyata digunakan.

Jika istilah langage dan langue bersifat abstrak, maka istilah yang ketiga dari konsep Saussure tentang bahasa yaitu Parole itu bersifat konkret. Karena parole itu merupakan pelaksanaan dari langue dalam bentuk ujaran/tuturan yang dilakukan oleh anggota masyarakat di dalam berinteraksi atau berkomunikasi dengan sesamanya. Dalam bahasa Indonesia bisa dipadankan dengan bahasa dalam kalimat “ Kalau Kiayi Abd Wafi pidato, bahasanya penuh dengan kata demikian”. Jadi parole itu bersifat nyata, dan dapat diamati secara empiris.

Pembagian tersebut kemudian dengan sendirinya memunculkan sestem pertalian yang tidak dapat terlepas lagi antara individu sebagai pihak pengujar dan bahasa sebagai tempat bersemayamnya jutaan tanda yang siap diambil oleh individu dalam berkomunikasi, sehingga kemudian Saussure menyebutnya dengan sistem arbitrary bahasa (kesewenang-wenangan bahasa), yakni keadaan dimana bahasa menjadi hakim bagi tiap-tiap individu yang akan mewajibkan kepada siapa saja yang akan berkomunikasi untuk memilih salah satu diantaranya sebagai tanda yang mewakili pikirannya, dan tidak ada pilihan lain selain tanda-tanda tersebut.

Jadi, kesimpulannya adalah keterkaitan langue dan parole terletak pada langue adalah suatu satu sistem lambang bunyi tertentu yang jika dipadankan dengan bahasa dalam bentuk kalimat sedangkan parole adalah pelaksanaan dari langue dalam bentuk ujaran/tuturan yang dilakukan oleh anggota masyarakat di dalam berinteraksi atau berkomunikasi dengan sesamanya.

Sumber:
http://www.faceilmu.com/index.php?p=blogs/viewstory/122

Perbedaan antara Kompetensi dan performansi

Noam Chomsky membedakan kompetensi dan performansi, yaitu : kompetensi adalah pengetahuan penutur–pendengar mengenai bahasanya. Sedangkan performansi adalah pelaksanaan berbahasa dalam bentuk menerbitkan kalimat-kalimat dalam keadaan yang nyata.

Sedangkan keterkaitan antara kompetensi dan performansi terletak pada: 

Kompetensi kebahasaan, merupakan istilah yang dipopulerkan oleh Chomsky (1965). Dalam hal ini kompetensi mengacu pada pengetahuan gramatika. Pembicara-pendengar yang ideal dalam suatu masyarakat yang homogen mengetahui dan menguasai kaidah-kaidah gramatika bahasanya sedangkan performansi adalah aktualisasi dari kompetensi kebahasaan tersebut.  Contohnya dalam pengajaran, kita memiliki asumsi bahwa pembelajar memproses kompetensi tertentu dan kompetensi ini dapat diukur dan diteliti dengan cara mengamati performansi. Cara ini umumnya disebut tes atau ujian.

 Dalam linguistik, kompetensi mengacu pada pengetahuan sistem kebahasaan, kaidah-kaidah kebahasaan, kosakata, unsur-unsur kebahasaan, dan bagaimana unsur-unsur itu dirangkaikan, sehingga dapat menjadi kalimat yang memiliki arti. Performansi merupakan produksi secara nyata seperti berbicara, menulis dan juga komprehensi seperti menyimak dan membaca pada peristiwa-peristiwa ahli bahasa.

Tapi dalam kenyataan yang aktual, performansi itu tidak sepenuhnya mencerminkan kompetensi kebahasaan. Dikemukakan oleh Chomsky bahwa dalam pemakaian bahasa secara konkret banyak ditemukan penyimpangan kaidah, kekeliruan, namun semua itu masih dapat dipahami oleh pembicara-pendengar karena mereka mempunyai kompetensi kebahasaan.

Sumber:
http://juprimalino.blogspot.com/2011/12/fase-perkembangan-teori-linguistik.html
http://move14.wordpress.com/2008/09/12/kompetensi-dan-performansi-dalam-pendekatan-komunikatif


Perbedaan Struktur Luar dan Struktur Dalam

Struktur luar adalah susunan kalimat atau himpunan kalimat suatu teks atau bagian teks yang akan dibaca atau didengar. Pendek kata, struktur luar sama dengan struktur yang tersurat sebagaimana yang tersaji dalam kondisi siap-pakai, siap-baca.

Sedangkan struktur dalam dapat disebut sebagai struktur tersirat. Struktur dalam belum mengalami proses lebih lanjut dalam perumusannya. Untuk mudahnya, dapat dikatakan bahwa struktur dalam berhubungan dengan isi.

Kaitan Antara Struktur Luar dan Struktur Dalam

Sebagaimana kita ketahui, bahasa memiliki struktur ganda yang dinamakan struktur dalam atau struktur batin (deep structure) dan struktur luar atau disebut juga struktur lahir (surface structure). Dalam banyak hal kedua struktur ini memang menyatu sehingga tidak tampak adanya perbedaan. Terkadang antara struktur luar dan struktur dalam adalah sama namun dalam banyak hal yang lain ada satu struktur luar yang sebenarnya memiliki dua struktur lahir yang berbeda. Dalam contoh bahasa inggris berikut

(9) The shooting of the hunter was terrible

Kita hanya melihat adanya satu struktur luar. Akan tetapi, satu kalimat ini memiliki dua struktur dalam yang berbeda. Karena itu, maknanya pun ganda pula, yakni:

(9a) The hunter shot someone and the way he did it was very bad.

(9b) Someone shot the hunter and this action was very bad.

Di sini tampak bahwa dua makna yang terkandung pada (9) disebabkan oleh adanya dua struktur dalam yang berbeda seperti terlihat pada (9a-b).

Tidak mustahil pula adanya dua struktur luar yang sama, tetapi sebenarnya mewakili dua unsur yang berbeda. Sebaliknya, bisa terjadi pula adanya dua kalimat struktur luarnya berbeda tetapi struktur dalamnya sama.

Dari gambaran di atas dapatlah disimpulkan pengertian mengenai struktur batin versus struktur lahir: (a) satu kalimat dapat memiliki struktur dalam dan struktur luar yang sama, (b) satu kalimat dapat memiliki dua struktur dalam yang berbeda, (c) dua kalimat yang tampak memiliki struktur luar yang sama ternyata dapat memiliki dua struktur dalam yang berbeda, (d) dua kalimat yang memiliki dua struktur luar yang berbeda ternyata dapat memilki satu struktur batin yang sama. Inilah pula yang membedakan bahasa manusia dengan bahasa binatang.

Sumber: http://bebaslandas.blogspot.com/2008/11/struktur-luar-pengertian-struktur-luar.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar